APAKAH TUHAN ADA⁉️ INI JAWABANNYA… Noe letto - SABRANG - cak nun - podcast

3,247,739
0
Published 2023-07-17

All Comments (21)
  • @meliageo_
    Kalo iQ b aja gausah nonton gagal paham nanti 😅 ini udh high level
  • SABRANG Mowo Damar Panuluh. Nama yang panjang. Bahkan untuk masyarakat Jawa, nama ini cukup aneh. Unik. Emha Ainun Nadjib, ayahnya, sangat mencintainya. Saat itu Sabrang sudah kelas 6 SD di Metro, Lampung Tengah, mengikuti ibunya Neneng Suryaningsih, yang sudah berpisah dengan Emha. Namun hubungan dan komunikasi Emha dengan keluarga Metro tetap terjaga dengan baik. Sabrang murid SD ini, kelak dikenal orang sebagai Noe Letto, vokalis grup band Letto. Hampir tiap bulan ayahnya ditemani sahabatnya dari Jakarta, seorang wartawan, membeli berbagai macam buku untuk dipaketkan ke anaknya ke luar pulau Jawa. Kebetulan anaknya masih SD. Untuk ukuran seusia anak SD, jangan Anda bayangkan ayahnya mengirim buku-buku pelajaran sekolah atau komik-komik Jepang. Ayahnya memilihkan buku-buku karya Buya Hamka; Sufi Modern, Tafsir Al-Azhar dan buku-buku sastra ‘berat’ misalnya karya Mochtar Lubis. Setumpuk buku-buku itu dalam waktu kurang dari sebulan, sudah habis dilahap anaknya. Ayahnya sendiri kadang heran. “Ini dibaca atau dibakar sih?” kata ayahnya Sabrang sendiri gelisah jika sudah tidak ada buku lagi untuk dibaca. Ia tidak bisa diam. Maka dicarilah buku-buku silat karya Bastian Tito, jangan heran jika buku ‘sekali baca habis’ ini menumpuk, hampir tiap edisi terbaru dicari. Sabrang kecil ternyata punya pikiran cerdik. Buku-buku yang menumpuk sudah terbaca, ditata dengan rapi di rak-rak buku dan disewakan kepada teman sebayanya dengan tarif seratus rupiah. Sudah bisa diduga, kenyataannya seringkali teman-temannya tidak mau membayarnya. Ia sendiri tidak tega menagihnya. Suatu hari Emha meminta saya untuk mencari guru ngaji. Ya, guru ngaji, saat itu istilah ‘ustadz’ belum sepopulair sekarang. Saya mendatangi Yayasan Tunas Melati, pimpinan Bapak Suroyo MA, mencari guru ngaji yang mau diajak ke Metro. Guru ngaji itu saya antar sampai ke Metro untuk jangka waktu tiga bulan. Mohon maaf, nama guru ngaji yang dari Kebumen itu, saya lupa namanya. [Moga-moga Allah selalu meberi rahmat dan keberkahan dalam hidupnya]. Sejak saat itu tiap malam Sabrang bersama beberapa kawannya ngaji di bawah bimbingan seorang guru ngaji dari Jogjakarta. Dalam hal mendidik anak, barangkali ayahnya agak berbeda dengan kebanyakan orang tua. Ayahnya lebih banyak berdialog, meskipun anaknya masih kecil. Ia mengenalkan “Tuhan” dengan memaparkan tentang alam. Tentang malam berganti siang, gunung-gunung, awan yang menjadi hujan, luruhnya dedaunan, atau embun di pagi hari. Ayahnya dalam mendidik dengan sangat unik. Tidak jamak untuk ukuran umum. Mungkin semacam latihan ‘lelaku.’ Pernahkah Anda jalan kaki untuk jarak 6 M (enam meter) ditempuh dalam 15 (lima belas) menit? Biasanya lomba jalan atau lari itu siapa yang paling cepat. Seratus meter ditempuh 10 detik. Cepat ‘kan? Tapi ini kebalikannya. Lambat sekali. Dan Ayahnya menyuruh anaknya untuk melakukan itu. Ini gila. Bahkan saudara-saudaranya anaknya saja sampai terheran-heran, lomba apaan itu. Gilanya, anaknya ya mau. Dan bisa menempuh jalan yang amat lambat untuk jarak 6 meter dalam waktu 15 menit. Dan berhasil. Sang ayah sangat terharu dan merangkulnya. Ternyata ini adalah uji kesabaran. Hasilnya adalah kelak. Sabrang bukan termasuk orang yang menggebu-gebu. Kadang tanpa ekspresi. Kesannya dingin. Sedih atau bahagia tidak tampak. Emha sendiri kadang bingung menafsirkan. “Yo opo anakku iki, berpisah gak mau salaman….” Ini terjadi di Bandara Soekarno Hatta ketika Sabrang pertama kali mau berangkat kuliah ke Kanada. Dengan ibu tirinya, Novia Kolopaking, yang Sabrang memanggilnya “Mbak Yah” justru berangkulan. Emha sangat disiplin dalam setiap hal. Jika malam tiba, sebagian penghuni Patangpuluhan terlelap, ia mengunci pintu sendiri dan mematikan lampu-lampu yang tidak perlu. Pagi-pagi sekali sudah berbasah-basah mencuci mobil sendiri. Di Patangpuluhan banyak sekali orang-orang yang dengan senang hati akan membantu, tapi Emha tidak akan pernah memberi perintah. Setiap liburan sekolah Sabrang ke Jogjakarta diantar oleh tantenya: Sari dan (calon) pamannya, Agus, yang memang sedang kuliah di Jogjakarta. Tidak jarang saya harus menemani Sabrang jalan-jalan keliling Jogjakarta. Saat itu Sabrang sudah SMP. Ia senang jail. Malam hari, tiba-tiba sengaja ngilang di antara gerbong-gerbong kereta api Stasiun Tugu. Dia ngumpet, melihat saya yang kebingungan mencari kesana kemari. Perasaan saya teraduk-aduk, anak orang hilang, anaknya Emha lagi. Asem betul Sabrang. Berjam-jam baru muncul. Dengan senyum yang jelek itu memburu saya. Saya tuntun kencang-kencang menuju arah Lesehan Malioboro, disana Emha, Arief Affandi dan yang lain-lain sedang kumpul-kumpul di depan kantor Biro Jawa Pos Jogjakarta. Di tempat lesehan inilah sering berkumpul tokoh-tokoh yang sebagian (kelak jadi) penting. Ashadi Siregar, Djadug Ferianto, Doddy Ambari, Arif Affandi, Yusuf  ‘Dalipin’ Arifin, Whani Darmawan, Butet Kertarajasa, Umar Kayam, Yahya Staquf, Najib Azca, Rizal Mallarangeng, Erros Djarot, Indra Tranggono, Simon Hate, Toto Rahardjo, dan lain-lain. Tiba-tiba dari arah kamar mandi terdengar suara: “Kepada hati itu aku terlena/Dimana kau berada, aku terbawa/Kepada hati itu ku terus mencoba/Dimana kau berada, engkau milik-Nya……” Asli. Itu bukan suara Noe Letto. Tapi suara rada sumbang karena flu, Sabrang Mowo Damar Panuluh. KangMunzir
  • @nawachan7633
    5:08 imitasi manusia 6:19 penjabaran atheis 7:25 macam - macam atheis 7:45 berita arab saudi atheis meningkat 8:05 world model 9:40 apakah tuhan ada? 10:36 criterion science 10:07 rumus newton dan eisntein 10:25 kemungkinan sains menemukan tuhan 11:50 correspondence truth 12:00 coherence truth 12:25 godel incompleteness theorem 15:20 complex system 16:06 neils bohr 11:35 loaded question 20:00 experience sabrang 23:20 teori daniel kahneman 25:37 obat nyamuk 26:28 kanjeng Nabi Muhammad saw 26:49 perjanjian Hudaibiyah 30:45 unlimited 33:05 utilitarian 33:44 strong emergence 35:30 we cant escape from believe 36:24 metode ilmiah 37:14 self awareness 39:40 fungsional introvert 40:25 alien 41:36 definisi "life" menurut fisika 41:52 entropy 43:20 "conscious being" 44:41 higher consciousness 46:28 light duality 48:35 out of box experience 50:03 terminal lucidity 58:33 rule 85 59:44 carpe diem (seize the day) 1:01:22 what is life? 1:04:38 jalan keluar dengan AI Sikahkan tambahin,semoga membantu
  • @Masihgelap26
    Yg setuju ini podcast terbaik dan menarik sepanjang close the door tayang, ngumpul kita disini 👌
  • @waysama6118
    Mantep ini kontén, Konten ini menjawab pertanyaan saya tentang bagaimana memisahkan Sains dari Filsafat Materialisme, seperti yang dahulu sempet dilakuin Al-Imam Abu Hamid ra saat memisahkan Ilmu Logika dengan Filsafat Peripatetik. Saya tidak belaja Sains, saya juga tak belajar mengenai Epistemologi. Jadi Konten ini sangat membantu saya, terima kasih om déd 🙏 Sangat Rumit bagi saya mencari kajian Sains yang terlepas dengan Materialisme. Keduanya dibuat terlalu melekat, apalagi bagi saya yang sebagai pemula di dunia Sains. Otomatis sadar gak sadar, doktrin Materialisme nya langsung sampé dong... Karena dia melekat pada sesuatu yang memiliki nilai kebenaran semi-absolut. Ini mengganggu saya, sumpah. Niat mau belajar Sains Murni, malah disisipin pikiran Materialist kan rada rada gitu. Baru kali ini saya nemu Pembahasan Sains yang begitu murni seperti ini. Mengenai esensi dari Sains itu sendiri... Makasih semuanya
  • @mellyfera3449
    I've been there too, pernah gak sholat berbulan-bulan, tidak melakukan kewajiban as a moslem, mempertanyakan tujuan hidup di dunia, tapi seiring waktu ternyata memang bukan tuhan yang butuh kita, tapi kitalah yang butuh tuhan, serasa kosong, menyesal sekali kenapa dulu begitu dan berharap semoga Allah mengampuni semua dosa saat itu, malu karena sudah dikasih nikmat berlebih tapi kok seperti orang yang g tau diri😢
  • Makasih Om Ded sudah mengundang Mas Sabrang.. 🙏🏼 Wajib ada part-2, 3, 4, dst siih ini.. The best CloseTheDoor so far . 👍🏼👍🏼👍🏼
  • 1:05:57 "Angin keras berhembus tak bisa kita kontrol, tapi kita bisa mengontrol layarnya, sehingga perahu bisa kita arahkan kemana. By Noe
  • Mas Noe sosok yg komplit, akademis, musisi, religius. Gk heran pandangannya sangat luas
  • @asikitsolo
    Kehidupan itu sgt rumit bagi yg tahu. Tapi agama menyederhanakannya agar semua manusia yg tahu/berilmu atau tdk berilmu BISA MEMAHAMI kehidupan
  • @wardhana7757
    HIDUP adalah : Noe : "Keterbatasan" ( Manusia dikasih keterbatasan biar tau kalo ada Tuhan yg Maha Mengetahui Segala Sesuatu ) Om Ded : " Bebas Bersyarat " ( silahkan lakukan apapun bebas sesukamu di hidupmu tapi inget semua ada syarat atau ketentuan nya , makanya dikasih pedoman n petunjuk kalo manusia itu jangan sampe melampaui batas ) " Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas " ( Al Baqarah : 190 )-( Al Maidah : 87 )-( Al A'raf : 55 )
  • @gbssukabumi7332
    masih nunggu om ded ngobrol sama mas sabrang lagi. Gila, untuk orang awam seperti saya aja ini seru banget, udah di ulang2 tapi g bosen2
  • @fajaradithyo5069
    Podcast paling MINEDBLOW dan paling BERAT tapi banyak ILMU ketika dua orang jenius ngobrol Kita jadi ikut merasakan kejeniusan mereka berdua
  • @inovasi9340
    Diskusi orang" logic... Yg rajin bergaul dan rajin membaca buanyak literatur... Dr Dalam n luar negeri... Masyaallah... hidayah (petunjuk agama) memang luar biasa hanya Alloh yang maha menyadarkan... Krn hidayah adalah rezeki terbesar
  • @brozacky
    Beliau kalau buat lagu, sya’irnya itu luar biasa.,, dengerin berulang-ulang baru faham maknanya.
  • @baron5868
    Dari rubuan podcase close the door yg pernah saya tonton, menurut saya episode ini yg terbaik.
  • @Galunk22
    Harus di undang lagi part 2 dan slanjutnya.. Karna pembicaraan mas sabrang ini memaksa untuk menyimak dan tidak untuk mau men skip perdetik nya, malah nge reway trus
  • 1:02:10 Ketika Mas Noe bilang tentang keterbatasan yang menari jadi teringat kalimat metafornya Friedrich Nietzsche, “Kita semua, manusia sesayur debu kosmis menari mengikuti irama misterius yang didendangkan dari kejauhan oleh pemusik yang tersembunyi"
  • @echologica
    akhirnya anak dari idola ku Mbah Nun bisa dapat "panggung" untuk tampil dan mendidik dunia. Semoga Mbah Nun kembali sehat dan mampu menjalankan tugas lagi untuk mencerdaskan bangsa 😍❤
  • @tamanpanen7700
    Sering2 ngundang narsum yang cerdas seperti ini bang Ded..cerdas IQ, EQ, SQ. Narsum yang berkualitas dan mencerdaskan 👍 😊